Soal Papua, Perlu Dialog Nasional Dalam Kerangka NKRI
Jayapura – Untuk mengatasi berbagai persoalan Papua
yang hingga kini masih belum terurai dengan baik, yang berbuntut belum
maksimalnya proses pembangunan yang menyentuh masyarakat secara
langsung, dialog nasional dalam kerangka NKRI dianggap menjadi solusi
yang paling tepat. Karena, dengan dialog nasional, aspirasi atau
keinginan rakyat Papua
akan diketahui secara pasti oleh pemerintah. Hal itu terungkap dalam
dialog publik anggota DPD RI Pdt Charles Simare-mare dengan masyarakat Papua di Hotel Talent Jayapura, Sabtu 9 Mei.
‘’Rakyat Papua menginginkan dialog dengan pemerintah pusat, tentu dalam bingkai NKRI, ini agar aspirasi, kemauan orang Papua
yang selama ini menjadi beban pergumulan mereka, betul-betul bisa
didengar langsung, dan bukan lagi meraba-raba, menduga-duga atau
katanya-katanya, tapi berdasarkan kenyataan riil rakyat Papua akar rumput,’’ujar Simare-mare.
Dengan dialog, lanjutnya, akan terbangun komunikasi antara masyarakat Papua
dengan pemerintah, sehingga pemerintah dalam mengeluarkan kebijakan
akan benar-benar tepat sasaran sesuai keinginan dan harapan masyarakat.
‘’Dialog akan membuka suara rakyat Papua
yang selama ini tersumbat, ini sangat penting, agar nantinya pemerintah
dalam mengambil kebijakan, bisa menjawab secara langsung persoalan Papua,’’tukas Simare-mare.
Sambung Simare-mare, atas aspirasi dan keinginan kuat masyarakat Papua untuk dialog nasional, dirinya sebagai perwakilan DPD RI dari Papua, akan menyampaikannya kepada pemerintah pusat. ‘’Sebagai wakil Papua di DPD RI, apa yang menjadi keinginan masyarakat Papua selama itu masih dalam bingkai NKRI, akan kami perjuangkan ke pemerintah pusat, agar segala persoalan Papua bisa benar-benar terurai,’’imbuhnya.
Pengamat politik Papua yang juga akademisi Universitas Cenderawasih Marinus Yaung mengatakan, selama ini suara rakyat Papua
tersumbat, sehingga tidak pernah didengar pemerintah pusat. ‘’Jadi
dialog nasional dalam kerangka NKRI menjadi solusi yang tepat, sehingga
nantinya kebijakan pemerintah betul-betul menyentuh rakyat, dan menjawab
persoalan yang ada,’’ujar Marinus yang juga menjadi pembicara dalam
dialog publik dengan DPD RI itu.
Dengan adanya komunikasi yang terbangun melalui dialog, akanmenolong pemerintah pusat dalam menjawab persoalan Papua,
sebab, tidak akan ada lagi kebuntuan akibat tiadanya penyerapan
aspirasi secara langsung. ‘’Selama ini kan aspirasi selalu datang dari
birokrasi, sehingga haislnya tidak pernah maksimal, karena rakyat bilang
A, birokrasi sampaikan B lalu pemerintah jawab C, sehingga kebijakan
yang dikeluarkan selalu resistensi, lalu buntutnya ya demo dan demo
lagi,’’paparnya.
Ia juga mengapresiasi langkah Anggota DPD RI Pendeta Charles Simare-mare yang langsung melakukan dialog publik dengan rakyat Papua
guna menyerap aspirasi. Sebab, hal inilah yang diinginkan rakyat.
‘’Komunikasi adalah solusi yang paling baik dalam menjawab berbagai
persoalan, langkah DPD RI perwakilan Papua membangun komunikasi sangat di apresiasi rakyat Papua, karena tidak lagi melalui birokasi yang panjang,’’pungkasnya.
Hal senada juga ditandaskan Professor Tobing yang juga akademisi
Universitas Cenderawasih, bahwa membangun komunikasi melalui dialog,
menjadi kunci utama dalam menyelesaikan berbagai persoalan di Papua. “Dialog membuka mata hati rakyat Papua dan pemerintah, sehingga akan terbangun sinergitas, Pemerintah mengeluarkan kebijakan yang tepat sasaran, rakyat Papua merasakannya secara nyata,’’singkatnya.
Presiden Beri Grasi Napol Papua, DPD RI Apresiasi
Presiden RI Joko Widodo memberikan grasi/pengampunan kepada 5 Narapidan Politi Papua, Sabtu 9 Mei di Lembaga Pemasarakatan Abepura. Anggota DPD RI Perwakilan Papua Pendeta Charles Simare-mare mengapresiasi dan menyambut baik kebijakan Presiden tersebut.
Presiden RI Joko Widodo memberikan grasi/pengampunan kepada 5 Narapidan Politi Papua, Sabtu 9 Mei di Lembaga Pemasarakatan Abepura. Anggota DPD RI Perwakilan Papua Pendeta Charles Simare-mare mengapresiasi dan menyambut baik kebijakan Presiden tersebut.
‘’Langkah Presiden kita sangat positif dan perlu disambut baik,
karena kebijakan pemberian grasi itu adalah salah satu langkah untuk
menyelesaikan berbagai persoalan di Papua, dan ini juga potret nyata dari Presiden ingin membangun Papua dengan tulus, serta menunjukan iklim demokrasi yang baik, ’’ujar Simare-mare Minggu 10 Mei.
Lanjut Simare-mare, Kebijakan Presiden memberikan grasi juga menunjukan, bahwa Presiden bukan hanya semata-mata berkunjung ke Papua, tapi juga mengambil langkah nyata dan riil yang benar-benar dirasakan rakyat Papua. “Bukan soal frekuensi yang tinggi berkunjung ke Papua, tapi bagaimana memecahkan kasus atau kesulitan yang dirasakan rakyat Papua, dan Presiden telah menujukan komitmen yang tinggi membangun Papua dengan paradigma pendekatan yang baru,”paparnya.
Persoalan HAM, sambung Simare-mare, menjadi salah satu masalah yang harus dituntaskan pemerintah di Papua. Karena inilah belenggu yang selama ini menciptakan sulitnya membangun saling percaya antara pemerintah dan rakyat Papua.
“Mereka para Napol yang ditahan karena kasus makar/politik, sebenarnya
adalah kesalahan-kesalahan pemerintahan masa lalu, yang tidak melihat
persoalan dengan pendekatan persuasif dan kemanusiaan, sehingga
melahirkan rasa tidak saling percaya, namun Presiden Jokowi telah
mengubahnya dan membuktikan ingin membangun Papua dengan pendekatan kemanusiaan dan kesejahteraan,’’paparnya.
Sebenarnya, tambah dia, persoalan Papua
bukan semata politik tapi adanya kesenjangan kesejahateraan. “Ibarat
anak yang sedang marah, kalau bapaknya tidak membelikan sepatu bagus
maka akan keluar dari rumah, nah sebagai orang tua masa kita langsung
marah, mengikat, penjarakan mereka, tapi kan kita harus panggil
dekati,’’jelasnya.
DPD RI juga berharap, langkah Presiden juga jangan hanya memberikan
grasi kepada 5 Napol itu saja, tapi juga dengan Tapo/Napol lain yang
hingga kini masih di penjara serta mereka yang masih bergerilya di
hutan. ‘’Kami berharap ini baru hanya langkah awal dari Presiden,
kedepan yang lain bahkan yang juuga masih berjuang bisa dirangkul dan
diberi pengampunan, agar mereka kembali ke tengah-tengah masyarakat
untuk bersama-sama membangun Papua ke arah yang lebih sejahtera, demia kejayaaan Indonesia,’’harapnya. (jir/don/l03)
Source: Senin, 11 Mei 2015 08:17, Soal Papua, Perlu Dialog Nasional Dalam Kerangka NKRI
Soal Papua, Perlu Dialog Nasional Dalam Kerangka NKRI was originally published on PAPUA MERDEKA! News
0 comments:
Post a Comment